Pensiunan Tech Exec Menjanjikan $33 Juta untuk Meningkatkan Orang Taiwan
- Seorang pensiunan maestro teknologi Taiwan menjanjikan jutaan dolarnya untuk mendanai pelatihan bagi pasukan sipil.
- Dia bilang dia akan membayar pakaian pelatihan militer swasta untuk melatih 3 juta warga sipil selama tiga tahun.
- Taiwan memiliki sekitar 88.000 pasukan darat tugas aktif, dibandingkan dengan 1,04 juta profesional China.
Seorang pensiunan taipan teknologi Taiwan mengatakan pada hari Kamis bahwa ia berencana untuk menggunakan kekayaannya sendiri untuk melatih lebih dari 3 juta “pejuang sipil” untuk bertahan melawan invasi China.
Robert Tsao, 75, bermaksud menggunakan $33 juta dari uangnya sendiri untuk mendanai upaya tersebut, menurut Taiwan News, sebuah outlet berita berbahasa Inggris di pulau demokrasi yang berpemerintahan sendiri itu.
Tsao juga mengumumkan bahwa dia melepaskan kewarganegaraan Singapuranya demi mendapatkan kembali identitas Taiwan-nya mengingat ancaman militer China yang berulang kali terhadap Taiwan, menurut Taiwan News.
Menurut outlet tersebut, Tsao mengatakan uangnya akan digunakan untuk melatih pasukan sipil selama tiga tahun oleh Akademi Kuma, sebuah organisasi militer swasta yang juga dikenal sebagai “Akademi Beruang Hitam.”
3 juta “pejuang beruang hitam” akhirnya dapat bekerja bersama militer Taiwan, Agence France Presse melaporkan, mengutip Tsao.
Tsao juga mengatakan bahwa 13 juta dolar dari jumlah itu akan digunakan untuk melatih 300.000 “penembak jitu,” lapor outlet tersebut.
Tsao menjadi salah satu tokoh bisnis paling terkemuka di Taiwan setelah mendirikan United Microelectronics Corps pada tahun 1980. Dia tidak lagi memegang posisi di perusahaan tersebut.
Seperti yang dilaporkan Insider, Taiwan memiliki sekitar 88.000 pasukan darat tugas aktif, dibandingkan dengan 1,04 juta tentara profesional China daratan. Namun, pulau itu juga memiliki sekitar 1,5 juta cadangan — warga sipil yang telah menyelesaikan wajib militer empat bulan.
Tidak jelas apakah “pejuang beruang hitam” yang disebutkan oleh Tsao terdiri dari tentara cadangan yang akan menerima pelatihan tambahan, atau apakah mereka adalah warga sipil lainnya.
Ketegangan China-Taiwan telah meningkat sejak Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengunjungi pulau yang memiliki pemerintahan sendiri pada awal Agustus, meskipun ada ancaman aksi militer dari Beijing. Tentara Pembebasan Rakyat China sejauh ini menanggapi kunjungan Pelosi dengan melakukan latihan tembakan langsung di posisi sekitar Taiwan dan mengirim kapal dan jet tempur ke daerah sekitar pulau.
Pada hari Rabu, Taiwan berjanji untuk melakukan serangan balik tanpa kecuali jika ada pasukan Beijing yang menyeberang ke perairan atau wilayah udara pulau itu.